message from Ravira Nightmare
Ravira
menyandarkan tubuhnya yang menggigil kedinginan.. tangannya gemetar..
sudah hampir dua jam tubuhnya tepuruk pada dinding kamar mandi di dalam
kamarnya yang ia kunci rapat-rapat... Dinding kamar mandi dirasanya
semakin bertambah dingin seiring kesesakkan yang terus menghimpit rongga
dadanya sampai kesadaran meninggalkannya pergi...gelap...
Kilasan kejadian – kejadian akan masa kecilnya kini berputar cepat menyita semua pikirannya dan sedikit nyawanya yang tersadar.
”Rav..Ravira ? Ayo cepetan..lama banget sih kamu ?!”
”....”
Tak ada jawaban. Di balik pintu Ravira berdiri kaku..aliran darahnya
mengalir begitu cepat..degup jantungnya mewakili ketakutannya..tanganya
tak henti menyapu keringat.
”Rav...RaviRA !?”
Ravira membuka pintu kamar mandinya, wajahnya ketakutan. Ditariknya Vanya masuk ke dalam.
”Apaan sih..? Hah ! Rav,...kok ada darah...Rav, kamu kenapa ?”
”Nggak tau..aku takut...”
”Ada apa sih....Rav ? ...Oh kamu ”M” ?” Dian menghampiri mereka berdua.
”Apa...”M” ? Apa itu ”M” ? Ravira dan Vanya bertanya polos...memang baru sebelas tahun...
Sekarang,
mereka telah berada di kamar Ravira untuk menyelesaikan tugas..namun
baik Ravira, Vanya, dan Shasha masih penasaran soal ”M”nya Dian yang
belum dijelaskan !
”Ehm..hhm..gini ya..temen-temenku tercinta yang polos-polos..”
Dian
berdehem sok..namun itu cuma gurauan khas Dian. Ravira, Vanya, Shasha
menyimak penuh arti, seakan Dian akan menguak misteri apa dibalik
”darah” Ravira yang katanya Dian itu memang syaratnya jadi cewek normal.
”Gini ya..”M” atau menstruasi adalah keluarnya sel telur dari saluran reproduksi disertai luruhnya endomentrium uterus. Prosesnya ini dikendalikan oleh hormon-hormon reproduksi yang dihasilkan hipotalamus, hipofise, dan ovarium...Jadi ini ya bukan penyakit...ini normal dialami cewek..biasanya mulai seumuran kita..”
Ravira melongo..Vanya kagum..Shasha mengerutkan keningnya.
”Maksudnya ? ” Shasha minta diperjelas lagi sejelas-jelasnya.
”Begini..setiap
hari indung telur mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua
hormon ini kemudian bergerak menuju rahim dan tertimbun di sana
membentuk selaput tipis. Dan, kalau dalam tubuh terjadi
ketidaksetimbangan hormon, maka selaput tipis ini akan pecah dan
mengeluarkan darah..yang disebut darah haid, atau menstruasi atau ”M” atau datang bulan...!”
”Dian..kamu pinter banget..kamu juga suka baca buku kakakmu ya...” Ravira dan Vanya tambah kagum. Tapi..
”Yan,..bisa dijelasin lagi ngga..maksudny..” Shasha masih bingung.
”Ah...pokoknya..!!”
Dian gemas juga pada Shasha.. ”Pokoknya ini anugerah plus bisa jadi
musibah kalo kita ngga jaga diri kita..kita bisa hamil ! ”
”Hah ? Hamil ?! ” Teriak mereka bertiga.
”Punya dedek bayi yang lucu ya ?”
”Eh..aku mau dedek dunk...tapi..”M” sakit ngga ?”
”Bodoh ! Belum..belum jangan pengen punya anak !” Dian sewot...Ia teringat kakaknya yang hamil di luar nikah.
Ravira
sedikit tersadar dari keterpurukkannya sekarang..ia mencoba bangkit
tapi beban batin dan tubuhnya yang lemas menolak, ia tertidur lagi di
lantai..tubuhnya sudah basah semua...
Memorinya berputar lagi....
Kenangan
mengetuk ingatannya akan saat pertama kalinya ia mengalami nyeri
haid...saat ia bingung antara belajar dan tidur untuk melarikan diri
dari nyeri tak tertahankan..
Belakangan, sejak saat itu ia mencari data sebanyak-banayaknya tentang nyeri haid dan pengobatan daruratnya. Penyebabanya ialah kejang / kontraksi otot pada rahimnya atau ketidaksetimbangan hormonal. Meski sudah minum obat namun...
”Aduh...perutku
sakit...Uuh.. ”M” ngga enak banget..ini juga rasanya aneh..” Ia
memegang dadanya yang sudah mulai meunjukkan bentuk tubuh gadis dewasa.
Tubuhnya pegal.., perutnya kembung..dan kepalanya pusing.
”Ngga
adil banget cowok ngga pernah ngalamin ini setiap bulan...Tapi, ngga
apalah...daripada ngga normal...Kak Marla aja kebingungan sampai kuliah
belum ”M” ! Shasha juga sebel...bentuk tubuhnya papan terus...Sabar
Rav..sabar Ravira...” Ravira menutup matanya sambil meremas perutnya
yang nyeri...buku Biologi SLTP kelas 2 nya ditutup..ia tak kuasa
belajar...rasa sakitnya lebih mengusainya untuk tidur sebentar...
”Nah anak-anak sekarang buka buku kalian halaman 250...ibu akan menjelaskan proses kehamilan dan kelahiran...”
Memori Ravira melayang maju 4 tahun dari sebelumnya..
”Proses
kehamilan diawali dengan proses terjadinya konsepsi, yaitu fertilisasi
atau pembuahan sel telur oleh sel sperma membentuk zigot.
Kehamilan
seorang manusia kurang lebih 266 hari (38 minggu). Kehamilan dibagi
menjadi 3 trisemester dan masing-masing trisemester lamanya sekitar 3
bulan. . .”
Ravira
membentur dinding kamar mandi...pandangannya gelap...pikirannya semakin
penat...ia tak sanggup bila harus membawa benih ini untuk 9 bulan
kedepan...apalagi kini dirinya sudah merasa banyak tersiksa dengan
seribu satu kebohongan saat temannya selalu menanyakan perihal dirinya
yang sering mual dan muntah. Dion juga keparat..sudah berbuat tapi tidak
mau bertanggung jawab...atau dirinya yang bodoh...
”Hhh..”
Ravira mengerang pelan...air mata tak henti – hentinya meluluh...Ravira
sangsi kalau ia tidak akan mendapat dampratan dari orang tua maupun
teman-temanya dalam waktu dekat ini...ini bukan seperti menyembunyikan
bayi dalam karung...dan lambat laun ia pasti akan ketahuan tidak haid
berbulan-bulan dan perutnya membuncit. . .
Ravira
menyisir rambutnya, wajahnya terlihat letih padahal saat ini masih
pukul enam pagi dan ia akan berangkat sekolah, diusapnya rok abu-abunya
pada bagian perut...bercermin menyamping...Masih belum buncit...”Ah,
bodohnya aku sekhawatir itu...ini kan baru seminggu..” Tapi seminggu
terakhir ini menjadi neraka bagi pikirannya yang sudah cukup suntuk
untuk direcoki dengan masalah kehamilan gilanya.
Ravira
tersadar dari tidurnya, tersentak kaget dan hampir meloncat dari tempat
tidur jika tidak ditahan Vanya. Bau obat-obatan kini terasa begitu
mengerikan baginya...terpikir bahwa ia di bawa mamanya ke ruang praktek
dokter dan padaakhirnya menamparnya karena telah mempermalukan nama
keluarga. Ia sangat takut......
”Rav, kamu sakit ? Tadi kamu pingsan . . .?”
Tidak
kapok berkali-kali pingsan di sekolah, Ravira tetap menjalankan niatnya
untuk membuat janin di perutnya tidak betah dan enyah dengan
sendirinya. Pola makannya tidak karuan, ia bahkan mulai mencoba merokok,
menambah konsumsi makanan berpengawet dan bahan kimia. Beberapa hari
menyiksa diri, berat badan Ravira yang sudah dibawah berat bedan ideal
(sehat) menurun drastis, ia menjalani extra diet. Anemia berat. Tak ayal
lagi ia mulai disinggahi berbagai penyakit....
Akhirnya,
setelah ia sudah seperti mayat hidup, ia akhirnya berhasil. Ia
pendarahan. Dalam hal ini ia minta bantuan seorang temannya ynag dapat
dipercaya untuk mengatasi kondisi yang darurat ini. Shasha. Mungkin agak
sedikit salah pilih..karena Shasha anaknya panikan..maka ditengah
kesakitan, Ravira tetap harus memberi instruksi agar dirinya bisa
selamat. Namun, Shasha satu-satunya yang dapat menjaga rahasia
rapat-rapat dan pengertian. Karena orang tua Ravira jarang di rumah,
maka untuk membawa Shasha menginap bermalam-malam bukanlah masalah yang
besar.
Ravira
memeluk tubuh kecil yang memeluknya....lembut....membelai rambut hitam
putrinya yang baru berusia 3 tahun. Ia sangat menikmati setiap detik
saat ia memeluk dan mendekap satu-satunya buah hati yang ia miliki
sekarang dan untuk selamaya. Sudah cukup lama ia mengiginkan seorang
anak akhirnya pun di usianya yang ke 38 tahun ia memperoleh izin dari
Tuhan untuk merawat titipan-Nya. Mengingat ia pernah menggugurkan
bayinya...ia sangsi akan diberi kesempatan kedua. Namun Tuhan maha
pemaaf..dan anugerahnya selalu indah...ia bersyukur akhirnya dapat
merasakan kedamaian luar biasa saat memeluk anaknya. Rasa ini tidak dapat tergantikan oleh apapun.
Kini, ia telah mamasuki manopause. Tepatnya manopause dini. Manopause merupakan keadaan dimana seorang wanita tidak dapat haid lagi selama satu tahun berturut-turut. Masa
manopause ditandai oleh pramanopause yang berupa haid mulai tidak
tertur, kadang haid dan terkadang tidak. Umumnya terjadi pada usia
40-55. namun jika kurang dari itu, disebut manopause dini. Terjadi
akibat adanya kerusakan indung telur sehingga produksi hormon estrogen
menurun. Beberapa faktor penyebab kerusakan tersebut ; penyinaran pada
kedua indung telur, pemberian obat kemoterapi dan penggunaan obat diet
yang bekerja sentral sehingga merusak folikel indung telur. Hal lain
yang memicu manopause dini ; merokok berat, gizi buruk, pola makan
vegetarian, berat badan sangat kurus, dan faktor keturunan.
Masa haid Ravira pun hampir berhenti...namun bila ia ingin memberikan adik untuk Sheila ia harus melakukan terapi hormon estrogen, dengan meminum tablet terapi setiap hari selama 5 tahun. Dan itu beresiko kanker payudara.
Namun untungnya Sammy memakluminya dan mengatakan bahwa satu anak saja
sudah cukup...yang terpenting memelihara anugerahnya sebaik mungkin.
----------END---------